Peringati 60 Tahun Wiji Thukul, Nyanyian Akar Rumput Tayang di YouTube

Asosiasi Dokumenteris Nusantara
0




Film dokumenter “Nyanyian Akar Rumput” (The Song of Grassroots) yang berkisah tentang usaha keluarga Wiji Thukul, penyair penentang ekuasaan Orde Baru yang kemudian hilang tak berjejak, dipublikasi ulang untuk memperingati hari lahir Wiji Thukul ke 60, pada tanggal 26 Agustus 2023.  Film ini dirilis oleh Rekam Films melalui kalan YouTube  mereka. 

  

Nyanyian Akar Rumput adalah film peraih Piala Citra untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik pada Festival Film Indonesia 2018. Film dokumenter ini dibuat selama empat tahun, mulai dari tahun 2014 hingga 2018, mengikuti Fajar Merah (21 Tahun) putra Wiji Thukul - seorang sastrawan dan aktivis HAM yang “dihilangkan” pada tahun 1998 oleh Rezim Presiden Soeharto. 


Bersama band Merah Bercerita yang dibentuknya sejak tahun 2010 dan didukung oleh keluarganya, ia mencoba menghidupkan kembali puisi-puisi Ayahnya, membalutnya ke dalam alunan nada dan merekamnya dalam sebuah album. 


Di tengah dinamika Pemilihan Presiden 2014, setelah 16 tahun tragedi 98 berlalu. Timbul harapan baru bagi Fajar Merah dan keluarganya kepada calon Presiden Joko Widodo untuk dapat menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM, menemukan Wiji Thukul dan korban penghilangan paksa lainnya.


Yuda Kurniawan


Film Dokumenter Nyanyian Akar Rumput diputar perdana di Busan International Film Festival 2018 dalam sesi kompetisi film dokumenter panjang dan telah diputar diberbagai festival film baik di dalam dan luar negeri, salah satunya adalah Asia Pasific Screen Award 2018 yang digelar di Melbourne Australia. Film ini juga telah meraih beberapa penghargaan antara lain: NETPAC Award dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2018, Film Dokumenter Panjang Terpilih - Piala Maya 2019, Pemenang Honorable Mention Award - Figueira Da Foz International Film Festival, Portugal 2019. Film ini juga telah diputar diberbagai komunitas dan kampus selain itu pada 16 Januari 2020 yg lalu film ini juga telah tayang serentak di bioskop dan mendapatkan respon positif dari berbagai media dan berbagai kalangan penikmat dan pecinta film Indonesia.


Sinopsis

Dikisahkan bagaimana Fajar dengan bandnya yang bernama Merah Bercerita mencoba melestarikan lagi puisi-puisi Wiji Thukul. Tujuannya agar orang-orang tak lupa akan peran para aktivis yang dibungkam selama orde baru. Serta, membuktikan bahwa puisi pernah dianggap sebagai momok yang menakutkan oleh penguasa. Proses film ini cukup panjang, yakni sekitar empat tahun 2014-2018. Hal lantaran Yuda mengikuti betul kehidupan dan keseharian keluarga Wiji Thukul, terutama Fajar Merah. Pertemuan Yuda dan Fajar terjadi pada tahun 2013 ketika tengah diselenggarakan acara Asean Literary Festival di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. 


Dalam film dokumenter ini juga diselipkan kegiatan Wiji Thukul sebagai penyair yang juga aktivis, termasuk kegiatannya dalam Partai Rakyat Demokratik. Sebagai informasi, di awal era 90-an terdapat sebuah organisasi Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai independen yang didirikan oleh kaum muda dan mahasiswa sebagai partai oposisi rezim Orde Baru. Wiji Thukul hadir dan hidup di dalamnya. Dari sini, ia juga getol melahirkan puisi-puisi yang dijadikan peluru untuk melawan penindasan.


Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)