Di tengah hiruk pikuk kehidupan, seringkali kita lupa untuk memahami bahwa keistimewaan sejati sering kali terletak di balik yang tampak berbeda. Begitulah halnya dengan Joshua, seorang remaja dengan spektrum autisme, yang membawa kita dalam perjalanan luar biasa menuju pengertian akan cinta, harapan, dan kemungkinan yang tak terbatas.
Dalam sebuah produksi film yang melibatkan kolaborasi lintas negara antara Amerika, Singapura, dan Indonesia, George Arif menghadirkan kisah Joshua yang memukau. Selama dua tahun, tim produksi secara penuh berkomitmen untuk menggarap dokumenter yang menggugah ini. Film ini tidak hanya menjadi bagian dari perjalanan pribadi Joshua, tetapi juga menyoroti peran penting keluarga dalam menghadapi tantangan dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi individu difabel.
Joshua, seorang remaja dengan autisme berat, adalah bintang utama dalam film ini. Bersama keluarganya yang penuh cinta, ia menembus batas-batas yang menghalangi dirinya untuk berkembang dan belajar. Dari perjalanan bersama keluarganya, Joshua menemukan tempatnya dalam dunia ini, dan kita semua diundang untuk menyaksikan momen penting ini melalui lensa sinematik yang dipresentasikan dalam "Joshua Tree".
Sejak penayangan perdana dunia pada 5 Mei 2023 di Bioskop XXI Jakarta, "Joshua Tree" telah menarik perhatian penonton dari berbagai belahan dunia. Film ini tidak hanya menghadirkan kisah inspiratif, tetapi juga menjadi perwakilan nyata akan potensi luar biasa dalam individu autistik. Melalui perjalanan yang dipaparkan dalam film ini, kita diajak untuk melihat bahwa dengan dukungan keluarga, lingkungan yang sesuai, dan pengertian dari masyarakat, setiap individu memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, tidak peduli seberapa besar tantangannya.
Dukungan keluarga terbukti menjadi elemen kunci dalam perjalanan Joshua. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Deibby Mamahit, seorang anggota dari Golden Collaboration, keluarga adalah seperti pohon yang memberikan kekuatan, perlindungan, dan cinta kepada Joshua. Melalui keberadaan mereka, Joshua merasa aman untuk mengeksplorasi dunianya dan menghadapi tantangan dengan penuh keyakinan. Selain itu, kerja sama lintas negara antara Amerika, Singapura, dan Indonesia dalam produksi film ini menjadi contoh nyata akan kolaborasi global dalam menyuarakan isu-isu penting.
Namun, proses produksi tidaklah mudah. Dalam dua tahun produksi, tim terus berjuang menghadapi berbagai rintangan. Mulai dari merekam pertemuan online hingga merekam momen-momen berharga Joshua dengan teknologi yang sederhana, semuanya membutuhkan dedikasi dan ketekunan yang luar biasa. Namun, hasil akhirnya jauh melebihi segala perjuangan yang dilalui.
Dengan penuh harapan, "Joshua Tree" tidak hanya menjadi sebuah film dokumenter biasa, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi semua orang yang memiliki keterbatasan atau mendampingi mereka. Melalui cerita ini, kita diajak untuk melihat bahwa di balik perbedaan dan tantangan, terdapat keindahan dan potensi yang tak terbatas.
Film ini telah mendapatkan apresiasi di berbagai festival film internasional, termasuk Nominasi sebagai Subjek Dokumenter Terbaik di FilmHaus Berlin 2023 dan Seleksi Resmi di Penghargaan Dokumenter Terbaik London 2023. Dengan demikian, "Joshua Tree" tidak hanya menjadi bagian dari perjalanan pribadi Joshua, tetapi juga menjadi suara bagi semua individu difabel di seluruh dunia.
Sebagai penutup, "Joshua Tree" bukan hanya sebuah kisah, tetapi juga sebuah perjuangan, sebuah harapan, dan sebuah panggilan untuk menerima keberagaman dengan cinta dan pengertian. Semoga film ini tidak hanya memberikan inspirasi bagi individu-autistik seperti Joshua, tetapi juga mengubah persepsi masyarakat akan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh setiap individu, tanpa terkecuali.***
TENTANG GEORGE ARIF