Perlu! Penguatan Ekosistem Perfilman untuk Sukses Film Indonesia di Pasar Internasional

Asosiasi Dokumenteris Nusantara
0

Gunawan Paggaru (kanan) bersama Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra 

KETUA Badan Perfilman Indonesia (BPI), Gunawan Paggaru, menyoroti potensi besar film Indonesia untuk meraih sukses di pasar internasional. Meskipun semakin banyak film Indonesia yang tampil dalam festival film internasional, distribusi film masih sering tidak sesuai dengan potensi pasar.


Dalam konferensi pers Hari Film Nasional (HFN) 2024 di Jakarta, Sabtu (30/3), Gunawan mengungkapkan bahwa produksi film Indonesia secara artistik terus berkembang, didukung oleh dukungan pemerintah yang semakin terbuka terhadap kesempatan film Indonesia untuk tampil dalam festival internasional. Namun, hal ini membutuhkan penguatan ekosistem perfilman, terutama peran kurator yang dapat melakukan analisis pasar untuk memastikan distribusi film sesuai dengan minat pasar di berbagai negara.


"Persoalan kita sekarang ini, banyak film kita dikirim ke luar negeri tanpa disertai analisis pasar sehingga sering salah kamar. Padahal, film kita bagus-bagus," ujar Gunawan.


Film-film Indonesia telah meraih penghargaan di berbagai festival film internasional, menunjukkan bahwa kualitas film Indonesia mampu bersaing dengan film produksi negara lain. Namun, dalam aspek bisnis, ekosistem film Indonesia membutuhkan penguatan sektor riset dan pengembangan (R&D) untuk mengetahui gambaran dunia perfilman di masa depan serta target pasar negara-negara yang akan dituju.


Menurut Gunawan, dukungan pemerintah dalam memfasilitasi film-film Indonesia tampil di kancah internasional semakin baik. Namun, untuk meningkatkan daya saing, dibutuhkan dukungan lebih lanjut, terutama dalam memperkuat sektor riset dan pengembangan.


Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Ahmad Mahendra, menambahkan bahwa film Indonesia memiliki kekuatan dalam mengangkat unsur-unsur kebudayaan dan lokalitas, yang menjadi daya tarik bagi penonton internasional.


"Makanya, ada film seperti Budi Pekerti (2023) dan Uang Panai’ (2016). Ini tentu sudah kita tangkap sebagai bagian dari keberagaman kita," ujar Mahendra.


Melalui keterangan pers, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyambut bangga kebangkitan dunia perfilman Indonesia. Ia berharap agar Indonesia terus memiliki banyak sineas yang akan mengharumkan nama bangsa serta meningkatnya jumlah masyarakat yang mencintai dan mendukung film karya Indonesia.


Dalam periode 2024-2026, aktor Ario Bayu ditunjuk sebagai Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI), dengan harapan dapat membantu memperbaiki ekosistem perfilman Indonesia. Prilly Latuconsina juga ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Komite FFI dalam periode serupa.


Dengan dukungan pemerintah, peran kurator, dan penguatan ekosistem perfilman, harapan besar bagi film Indonesia untuk meraih kesuksesan di pasar internasional semakin terbuka lebar. []

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)