Leni Riefenstahl, Dokumenteris Propagandis Terbesar dalam Sejarah

Asosiasi Dokumenteris Nusantara
0

Leni Riefenstahl


Oleh : Agung Bawantara 

Leni Riefenstahl adalah seorang pembuat film dokumenter terkenal pada masa pemerintahan Adolf Hitler di Jerman. Lahir pada tanggal 22 Agustus 1902, ia adalah seorang wanita yang sangat berbakat dan inovatif dalam bidang perfilman. Leni Riefenstahl mencapai ketenaran internasional dengan film-filmnya yang mempromosikan kekuatan Nazi.


Pada tahun 1933, Adolf Hitler naik ke tampuk kekuasaan di Jerman. Ia ingin memanfaatkan kekuatan media untuk menyebarkan propaganda Nazi dan mengendalikan pikiran publik. Inilah saat dimana Leni Riefenstahl memulai peran pentingnya sebagai pembuat film untuk rezim Nazi.


Salah satu karya terkenal Leni Riefenstahl adalah film dokumenter berjudul "Triumph of the Will" (Triumph des Willens), yang dirilis pada tahun 1935. Film ini merupakan sebuah rekaman monumental Kongres Partai Nazi di Nuremberg pada tahun 1934. Film tersebut menampilkan adegan yang dipenuhi dengan simbol-simbol kekuasaan dan kepemimpinan Hitler, serta dihadiri oleh ribuan pendukung Nazi yang bersemangat.


Triumph of the Will (1935), film propaganda Nazi - Jerman karya Leni


"Triumph of the Will" menjadi salah satu karya besar Leni dan merupakan salah satu contoh paling terkenal dari film propaganda yang kuat. Ia berhasil menggambarkan pertemuan tahunan Partai Nazi yang bertujuan untuk memperkuat dan mempromosikan kekuatan dan ideologi Nazi kepada masyarakat Jerman dengan gambaran spektakuler dan mengesankan sehingga memunculkan impresi yang kuat tentang kekuatan, penghormatan, dan pengaruh Hitler dan Partai Nazi.


Hitler berpidato : salah satu adegan "Triumph of The Will"

Ada beberapa hal yang membuat "Triumph of the Will" istimewa. Pertama, tata produksi yang menakjubkan. Pada era itu Leni sudah menggunakan teknik sinematik yang inovatif dan tata produksi yang sangat menakjubkan untuk menciptakan tampilan spektakuler dalam filmnya. Ia menggunakan kamera yang ditempatkan di atas crane, balon udara, dan peralatan lainnya untuk mengambil gambar dari sudut pandang yang tidak biasa. Pengaturan cahaya dan bayangan juga diatur secara hati-hati untuk menciptakan efek dramatis yang kuat.


Semua gambar-gambar itu ditujukan untuk membuat enekanan pada kepemimpinan Adolf Hitler sebagai sosok karismatik dan menginspirasi. Ia mengambil gambar dari pidato-pidato Hitler secara mengesankan sehingga efek propaganda yang ditimbulkannya pun sangat menggemparkan. Melalui adegan-adegan yang direkam dengan presisi tinggi, Leni menghadirkan Hitler sebagai pemimpin yang penuh otoritas dan dihormati.


Leni Riefenstahl di belakang kamera


Kedua, "Triumph of the Will" menggunakan simbol-simbol visual yang kuat untuk mempengaruhi emosi penonton. Penggunaan simbol-simbol seperti lambang Nazi, panji-panji, dan dekorasi seremonial memperkuat kesan kekuatan dan kejayaan Partai Nazi. Riefenstahl juga memanfaatkan teknik editing yang cerdas untuk meningkatkan efek dramatis dalam film.


Film ini kemudian memberi pengaruh yang signifikan pada perkembangan sinema dokumenter dunia terutama pada penggunaan teknik-teknik sinematik yang inovatif dan kemampuannya dalam memanipulasi emosi penonton melalui gambar dan narasinya.  


Salah satu adegan dalam "Olympia" karya Leni


Tampilkan Superioritas Ras Arya

Karya Leni Riefenstahl lainnya adalah film dokumenter "Olympia," yang dirilis pada tahun 1938. Film ini merekam Olimpiade Musim Panas 1936 yang diadakan di Berlin. Leni Riefenstahl mengabadikan momen-momen spektakuler dari acara olahraga tersebut, menyoroti kekuatan fisik atlet dan keunggulan ras Arya, yang menjadi narasi ideologi Nazi.


Film "Olympia" karya Leni Riefenstahl memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya menjadi karya yang mencolok dalam sejarah perfilman dunia. Dalam "Olympia" Leni juga menggunakan kamera-kamera yang ditempatkan pada crane, gerobak rel, dan balon udara untuk menghasilkan sudut pandang yang tidak lazim dan memukau. Ia juga menggunakan peralatan seperti slow motion, zoom, dan pengaturan cahaya yang rumit untuk menciptakan visual yang dramatis dan mengesankan.


Keistimewaan lainnya pada film "Olympia" adalah penekanan estetika dalam setiap adegan. Keindahan gerakan tubuh atlet digambarkan dengan detail yang mencolok serta dengan komposisi yang sempurna. Permainan bayangan dan cahaya serta pengaturan panggung ia tata sedemikian rupa untuk menciptakan tampilan yang mengagumkan secara visual. Leni sangat getol melakukan pengambilan gambar dari low angle untuk memberi efek keagungan pada para atlet sebagai subyek sinematik yang hendak ia tonjolkan kehebatannya. Melalui pengambilan gambar yang menampilkan otot-otot atlet Jerman yang kuat dan gerakan yang elegan Leni sekaligus memperlihatkan keunggulan fisik para keturunan Ras Arya yang ia (atas perintah Hitler) propagandakan sebagai ras terunggul di muka bumi. 


Leni Riefenstahl saat menyutradarai


Ketiga, dalam film tersebut Leni berhasil mengabadikan momen-momen spektakuler dari Olimpiade Musim Panas 1936 di Berlin. Ia merekam berbagai jenis olahraga dengan presisi yang luar biasa, termasuk lompat jauh, renang, loncat indah, dan lari. Ia menggunakan kamera lambat (slow motion) untuk menyoroti kegrasian dan keindahan gerakan atlet saat mereka berkompetisi.


Keistimewaan di atas menjadikan "Olympia" sebagai salah satu titik penting dalam sejarah sinema dokumenter. Pendekatan visual dan teknik sinematik yang digunakan oleh Leni telah menjadi acuan bagi pembuat film dokumenter masa depan. Meskipun kontroversial karena asosiasinya dengan rezim Nazi, film ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan sinema dokumenter sebagai bentuk seni dan media komunikasi.



Leni Riefenstahl bersama Hitler


Film-film Leni Riefenstahl dianggap sebagai karya sinematik yang brilian dari segi teknik dan penyajian visual. Namun, kontroversi selalu melingkupi karyanya karena ia bekerja untuk rezim yang bertanggung jawab atas kekejaman dan pelanggaran hak asasi manusia selama Perang Dunia II. Meskipun demikian, Riefenstahl selalu membantah bahwa karya-karyanya adalah propaganda politik, dan ia hanya tertarik pada aspek estetika dan keindahan dalam perfilman.


Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Leni Riefenstahl dipenjara oleh pasukan Sekutu karena perannya dalam mendukung rezim Nazi. Namun, ia dibebaskan pada tahun 1948 setelah tidak terbukti bersalah dalam melakukan kejahatan perang. Riefenstahl kemudian mengakhiri karir perfilmanya dan hidup dalam relatif sepihak hingga kematiannya pada tahun 2003.Meskipun kontroversial, karya Leni Riefenstahl tetap menjadi bagian penting dalam sejarah perfilman. Ia merupakan salah satu pembuat film yang menggambarkan kekuatan sinematik yang luar biasa, meskipun digunakan untuk menyebarkan pesan politik yang kontroversial pada masanya. [Agung Bawantara, dari berbagai sumber]


Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)